Total Tayangan Halaman

Selasa, 08 Februari 2011

Menguasai Informasi Berarti Menguasi Masa Depan

Drs. H. Lutfi Hasmar, SSos, MSi
Kadis Nakertrans Kabupatem Buton
Mengusai informasi berarti mengusai masa depan. Informasi juga dapat digunakan untuk menentukan kinerja para staf di lingkup pemerintahan

Dalam perkembangan yang sangat cepat sekarang ini, dunia yang terus mengglobal, siapapun yang menguasai informasi akan menguasai masa depan. Sebab dalam perkembangan yang tidak mengenal ruang sekarang ini, informasi begitu cepat dan seakan tak terkendali.
    Hal itu disampaikan Drs. H. Lutfi Hasmar, SSos, MSc yang juga Kadis Nakertrans Kabupaten Buton ketika berbicara di hadapan Pejabat Struktural Eselon IV Lingkup Pemkab Buton dalam pelatihan Orientasi Kehumasan SCBD di Aula Eks Kantor Bupati Buton di Baubau (20/01). “Penguasaan Informasi sangat penting, termasuk dalam lingkungan kerja. Informasi itu dapat digunakan untuk meningkatkan etos kerja para staf di lingkup kerja masing-masing,” kata Mantan Juru bicara Kabupaten Buton ini.
    Mantan Kepala Badan Infokom PDE Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Buton ini juga menguraikan tentang etika kehumasan dalam menjalankan tugasnya. “Seorang Humas pemerintah haruslah bertanggung jawab atas pekerjaannnya. Sebab ini menyangkut kepentingan public dan pencitraan good governance,” kata Lutfi Hasmar.
    Dikatakannya, seorang humas harus berperilaku jujur, setia dan memegang prinsip-prinsip keadilan. Dalam melakukan komunikasi seorang humas haruslah benar-benar menghindari hal-hal yang dapat mematikan komunikasi itu sendiri. Hal itu berupa mengevaluasi, menghibur atau coba-coba jadi psikolog.
    “Hal itu biasa juga disebut dosa mematikan dalam sebuah kegiatan komunikasi. Selain itu memberikan pernyataan yang sarkastik, mengatur, ‘menuntun’, mengancam, atau memberikan tekanan, memberikan nasihat yang tidak diminta, bersikap tersamar atau ambiqu dan tidak mau membagikan informasi,” beber mantan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buton ini.(irma)

Pelabuhan Fery Kamaru Menunggu Peresmian

Pelabuhan feri Kamaru, Lasalimu tinggal menunggu peresmian. Rampungnya pelabuhan feri itu akan semakin jalur transportasi antara Buton dan Wakatobi

Pelabuhan Feri Kamaru
Pelabuhan Fery Kamaru, Kecamatan Lasalimu tinggal menunggu peresmian. Ketetapan peresmian pelabuahn Fery yang menghubungkan Kamaru, Kabupaten Buton dengan Wanci (Wakatobi) itu disampaikan langsung Camat Lasalimu, La Dede, SPd melalui telepon selulernya.
    Menurut La Dede, pelabuhan fery yang ada di wilayahnya telah siap untuk melayani rute penyeberangan Kamaru – Wanci.
    Untuk menyambut peresmian itu pihaknya, kata La Dede telah mengadakan pembersihan dengan melibatkan semua dasa wisma, dan segenap masyarakat di Kelurahan Kamaru. Pembersihan areal pelabuhan itu juga diarahkan Lurah Kamaru, Ny. Hj. Wa Ode Samsari dan Ketua LPM Kamaru, LM. Letar Majid.
    La Dede juga mengatakan dengan beroperasinya pelabuhan Fery itu, akan semakin mendongkrak roda perekonomian di daerahnya dan sekitarnya. Sebab jalur tersebut merupakan jalur ‘gemuk’ yang padat penumpang. Apalagi Wakatobi merupakan salah satu jalur wisata di Indonesia dengan Surga nyata di bawah laut di pusat segitiga jantung karang dunia. Sedangkan di Buton wisatawan sering berkunjung di Hutan Lambusango.
    “Sehingga wisatawan dari Lambusango menuju Wakatobi dapat menggunakan trayek fery Kamaru-Wanci. Selain itu, rute ini juga sering digunakan penumpang lokal antara Kamaru dan Wanci,” tutur La Dede.
    Pelabuhan Fery itu kata La Dede merupakan salah satu kebanggaan Masyarakat Buton dan keberhasilan pemerintah Sjafei Kahar dalam membangun kawasan-kawasan pertumbuhan di Kabupaten Buton.(indah)

Matana Sorumba akan Dijadikan Ikon Buton

Matana Sorumba yang tetap eksis sebagai aset buadaya peninggalan leluhur Kesulatana  Buton akan dijadikan ikon Kabupaten Buton

Matana Sorumba sebagai perangkat pertahanan Kesultanan Buton masa lampau hingga saat ini masih tetap eksis. Hal itulah yang akan menjadikan perangkat pertahanan itu sebagai ikon Kabupaten Buton dalam peradaban modern saat ini.
    Dalam system pertahanan Kesultanan Buton, terdapat Bharata Patapalena, Matana Sorumba dan Bhisa Patamiana. Dari ketika pilar sistem pertahanan itu, hanya Matana Sorumba yang tetap eksis sedangkan kedua pilar lainnya ikut lebur ketika Kesultanan Buton bergabung dengan NKRI.
    “Matana Sorumba yang terdiri Mawasangka, Watumotobe, Wabula dan Lapandewa hingga saat ini masih tetap eksis sebagai perangkat adat di wilayah masing-masing ,” kata Kepala Bidang Bina Budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buton, Nasiri, SSos
    Dikatakannya keberadaan Matana Sorumba yang tetap eksis itu merupakan satu kelebihan yang kita kagumi dan mengandung rahasia yang perlu ditelusuri keberadaannya. Sebab pilar lain seperti Barata patapalena, Bhisa Patamiana turut sirna dan melebur dalam bingkai NKRI bersamaan dengan hilangnya Pemerintahan Kesultanan.
    Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buton, Kasim, SH menuturkan hajatan besar dijadikannya Matana Sorumba sebagai ikon Kabupaten Buton telah dimulai dengan diselenggarakannya pertemuan parabela yang ada di wilayah Pemkab Buton. “Ke depan kita akan adakan pertemuan dengan mengundang smeua perangkat adat termasuk parebela yang ada di wilayah Bharat patapalena yakni Wakatobi, Bombana, dan Buton Utara termasuk Kota Baubau,” kata Kasim. (indah)

DANA PNPM MP WOLOWA DIPERUNTUKAN SARANA PENDIDIKAN

Masyarakat kaumbu membangun sarana pendidikan dengan menggunakan PNPM-MP. Sarana pendidikan tersebut berupa Gedunbg TK sebanyak 2deua RKB

Masyarakat Desa Kaumbu Kecamatan Wolowa mendapatkan kucuran dana dari PNPM MP sebesar 150 juta. Dan itu digunakan untuk membangun sarana pendidikan berupa gedung Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 2 ruang kelas baru (RKB) dengan volume 11 kali 7 meter persegi.
    Kepala Desa Kaumbu La Garisi, melalui Koordinator Pranata Humas Wilayah Wolowa, Pasarwajo dan Wabula mengatakan alokasi dana tersebut merupakan realisasi usulan masyarakat setempat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan khususnya pendidikan TK setempat.
    “Pembangunan gedung TK tersebut merupakan kabutuhan mendesak. Mengingat animo masyarakat setempat dalam mengikutsertakan anak-anaknya untuk mendapatkan pendidikan lebih awal sebelum memasuki tahap pendidikan SD,” kata La Girisi.
    La Girisi juga berharap dengan adanya pembangunan TK di desanya, masyarakat tidak lagi membawa anaknya ketempat yang jauh namun sudah bisa memanfaatkan gedung TK yang baru, kata La Garisi.
    TK tersebut berdiri  sejak tahun 2007 yang  lalu dan yang selama ini proses belajar mengajar TK masih menggunakan gedung SD Negeri 1 Kaumbu dan dididik 3 orang tenaga pegajar, terdiri dari 2 orang GTT dan 1 orang PNS.(irma)