Total Tayangan Halaman

Kamis, 23 Desember 2010

BUTON TELAH BANYAK BERUBAH

Bupati Buton
Ir. H. LM. Sjafei Kahar, MSi
Buton telah banyak berubah. Dari segala sektor segi kehidupan, Buton dibawah kendali Bupati Buton, Ir. H. LM. Sjafei Kahar, MSi terus membangun. Ibukota dipindahkan. Daerah baru dimekarkan, termasuk Kabupaten, Kecamatan, desa dan kelurahan
Pengapalan aspan perdana
diproduksi di pabrik aspal Lawele
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton
di Pasarwajo
Pelabuhan feri Mawasangka yang
menghubungkan Buton dan Bombana
Pelabuhan Feri Wamengkoli
yang menghubungkan Buton dan Muna
Pelancong di hutan Lambusango
Panorama Pantai Liwutongkidi
Panen perdana di Wakalambe
Salah satu permandian di Kabupaten Buton
Pengapalan perdana Nikel di Talaga Raya
Peresmian sekolah
Era pemerintahan Ir. H. LM. Sjafei Kahar sebagai Bupati Buton selamam dua periode, Buton telah berubah. Ini semua tidak bisa dipungkiri Buton terus bergeliat, melakukan pembangunan di segala lini.
    Hal itu diungkapkan Bupati Buton, Ir. H. LM. Sjafei Kahar , MSi dalam Rapat Acara Teknis Pemantapan Penyelenggara Tugas-tugas Utama Pemerintahan, Pembangunan dan Pembinaan Kemasyarakatan bagi Camat, Lurah dan Kerja LPM, Kades dan BPD di wilayah Buton Selatan yang dipusatkan di Sampolawa, Kecamatan Sampolawa (22/12). “Rakernis ini dilaksanakan agar semua perangkat pemerintahan dari tingkat kecamatan sampai desa dan kelurahan memiliki pemahaman yang sama tentang tugas-tugas ilmu pemerintahan khususnya pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini, khususnya kurun waktu 9 tahun terakhir selama pemerintahan Bupati Buton sekarang,” ujar Sjafei.
    Sehingga, kata Ketua Inkado Sultra ini kita menjadi tidak terpengaruh akan isu yang menyesatkan masyarakat. Sebab harus kita pandang 10 tahun lalu dan 10 tahun sekarang. Sehingga kita bisa merancang hal-hal yang belum  dapat dicapai untuk kemajuan pembangunan daerah.
    Sjafei juga membeberkan keberhasilan pemerintah dalam membanguna Buton selama ini. “Pemkab Buton telah melakukan penataan wilayah pemerintahan antara lain terbentuknya Kota Baubau, Kabupaten Wakatobi dan Bombana, pemekaran desa dan kelurahan. Pemindahan Ibukota Kabupaten Buton di Pasarwajo yang banyak memberikan kesempatan dan kesejahteraan pada masyarakat,” katanya.
    Selain itu Sjafei juga mengatakan dengan adanya pemekaran kabupaten juga menguntungkan dari sisi penganggaran, karena kabupaten pemekaran sama dengan induk dalam porsi mendapatkan anggara pembangunan. Dengan demikian daerah-daerah itu dapat mempercepat akses pembangunan.
    “Kita juga telah melakukan peningkatan perluasan pendidikan khususnya pendirian sekolah-sekolah di semua jenjang pendidikan seperti SLTP dan SMA yang baru. Sehingga awal pemekaran terbentuknya Kota Baubau, Kabupaten Wakotobi dan Bombana, Buton hanya memiliki tiga SMA Negeri. Sekarang setiap kecamatan memilki SMA bahkan ada 1 kecamatan yang memilki SLTA dan SMK seperti Pasarwajo, Mawasangka, Masteng dan Batauga. Sehingga anak-anak yang sekolah di kabupaten sudah sekolah di kampung halamannya sendiri.
    Di hadapan para Camat, Kades, Lurah, Ketua LPM, Ketua BPD di wilayah Buton Selatan, Sjafei juga membeberkan pihaknya telah melakukan perluasan pelayanan di bidang kesehatan. Dulunnya, ketika Baubau, Bombana dan Wakatobi dimekarkan, Buton hanya memilki 9 Puskesmas. Sekarang telah memikli 30 Puskesmas dan RSUD dan beberapa Puskesams di tingkatkan kualitasnya dari Puskesmas menjadi Puskesams Plus Rawat Inap. Ini berarti dengan semakin banyaknya  pusat-pusat layanan kesehatan maka tentu akan semakin tinggi kualitas masyarakat. Apalagi ada program pemerintah bagi keluarga miskin dibebaskan biaya pengobatan melalui Askeskin.
    “Kita juga telah membuka isolasi wilayah dari daerah yang tidak bisa diakses atau hubungan antara satu desa dengan desa lain. Sekarang hampir semua desa terjangkau dengan kendaraan roda dua bahkan kendaraan roda empat seperti Tira Bahari, Sampolawa dan daerah lain di Kabupaten Buton. Pelayanan air bersih diusahakan secara bertahap. Sehingga masyarakat hampir semua desa telah menikmati pelayanan PAM kecuali beberapa wilayah belum mendapatkan pelayanan PDAM seperti Lapandewa dan Batu Atas, akan diusahakan pelayanan secara bertahap,” katanya.
    Bupati penerima Wana Lestari ini juga mengatakan Buton juga telah mendorong pertumbuhan ekomomi bagi Wilayah Pesisir yang didorong melalui ekeomomi kerakyatan yang disalurkan pada para petani budidaya rumput laut dan bantuan nelayan. Pembentukan lapangan kerja dengan masuknya beberapa investor seperti seperti PT Kapal Api, Putindo, PT AMI,  yang banyak menyerap tenaga kerja di daerah sekitar. Termasuk bantuan berupa Blok Grant yang merata di semua desa dan kelurahan dan jenis-jeinis pembangunan lain dari sektor pertanian, perikanan dan aspek-aspek kehidupan lain.
    “Hasilnya, telah mengubah Kabupaten Buton dari perwajahannya dibanding 10 tahun yang lalu,” kata Sjafei.
    Dalam Rakernis itu selain Bupati Buton yang membawakan tema Netralisasi PNS, tampil juga, Asisiten Tata Praja Sekda Buton, Azis Sima, S.Sos, M.Si dengan judul makalah Koordiansi Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Kelurahan dan Desa, Staf Ahli Bupati Buton Bidang Pemerintahan, Agus Feisal Hidayat S.Sos, M.Si membawakan Penyelenggaraan Pemerintah Kecamatan Desa dan Kelurahan, Kabag. Tapem Sekda Buton, La Ode Aswad S.Sos, M.Si, Pelayanan Prima dan Kabag Otonomi Desa, Drs. Rahmat tentang Kewenangan Desa. (alma)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar