Total Tayangan Halaman

Kamis, 16 Desember 2010

Pesta Adat Takimpo Gelar Ande-ande, Gilisoria, Lakadandio dan Kalambe

Perangkat adat Takimpo saat pesta adat digelar
 Masyarakat adat Takimpo, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, melaksanakan pesta adat tahunan Takimpo Lipuogena untuk melestarikan budaya lokal sebagai kekayaan bangsa
    Tokoh adat setempat yang biasa disebut 'Syara Hukumu Takimpo Lipuogena' La Ramlia, Kamis (16/12) mengatakan, tradisi tahunan ini dilakukan oleh masyarakat adat setempat untuk menandai berakhirnya masa panen dan dimulainya masa tanam baru.
    "Pelaksanaan pesta adat tahunan Takimpo Lipuogena dilakukan selama dua hari yaitu Selasa (14/12) dan acara puncak Rabu (15/12) malam. Acara yang paling meriah yaitu pada puncak perayaan," katanya.
   Pada acara ritual puncak pesta adat tahunan Takimpo Lipuogena, Parabela selaku Ketua Adat memimpin acara yang diawali dengan pelepasan rombongan Ande-ande, Gilisoria, Lakadandio serta rombongan Kalambe yang akan berjalan mengelilingi kampung.
Suasana pesta adat Takimpo

    Ia menjelaskan, keempat rombongan ini dianalogikan sebagai kelompok anak. Ande-ande mengambarkan kelompok anak yang baru belajar merangkak dan masih berada dalam dekapan sang ibu. Hal tersebut disimbolkan dengan gerakan tangan sejajar dada dengan suara laksana bayi.
    Kelompok kedua yang disebut Gilisoria menggambarkan anak yang sudah dapat berjalan dan disimbolkan dengan gerakan tangan ke atas. Selanjutnya, kelompok ketiga yang disebut Lakadandio menggambarkan kelompok anak lelaki yang telah beranjak dewasa.
    "Yang terakhir yaitu kelompok Kalambe, menggambarkan kelompok wanita yang telah dewasa," jelasnya.
    Empat rombongan yang dilepas oleh parabela mempunyai makna, kelak nantinya anak akan meninggalkan rumah. Prosesi pelepasan diiring dengan nasehat yang disebut Lakedo.
    La Ramlia mengatakan, setelah rombongan yang dilepas pergi mengelilingi kampung, mereka kembali ke Baruga. Kemudian Parabela dan pendampingnya yang disebut Waci menerima kembali keempat kelompok dan diberi nasehat kembali yang disebut "Lakedo".
    "Prosesi selanjutnya yaitu, Lawapulu yang berati dialog antara parabela dengan parabela pemuda, yang dimulai dengan mengucapkan salam penghormatan dengan tokoh adat dan tokoh agama," katanya.
    Ia menambahkan, dua rangkaian ritual adat berturut-turut yang dilakukan yaitu lantun syair Ndo-ndo yang dilagukan oleh syara adat dan syara hukumu. Kemudian ritual Pidao'a yang dianalogikan proses jual beli.
    "Prosesi ini dilakukan dengan tukar menukar barang (barter). Pelaksanaan prosesi ini dilaksanakan oleh kelompok kalambe," tambahnya.
    Ritual adat yang terakhir dilakukan yaitu Posanga'a yang artinya pamitan parabela Ana moane. Seluruh rangkaian pesta adat tersebut diadakan untuk menghimpun doa kepada maha kuasa agar saat musim tanam mendapat berkah dan hasil yang baik.(alma/ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar