Total Tayangan Halaman

Minggu, 19 Desember 2010

Budaya Buton Sarat dengan Teologis, Moralitas dan Humanisme

Asisten Tata Praja Sekda Buton, Azizs Sima, SSos
mewakili Bupati Buton membuka Festival Kawasan
Audisi Musik dan tari Zona di lombe didampingi
Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Buton, Kasim, S,H
Budaya Buton sarat dengan nilai-nilai teologis, moralitas bahkan humanisme yang merupakan warisan leluhur peninggalan kerajaan dan kesultanan Buton yang menjadi spesifikasi keunggulan tanah Buton dan lambang kebanggaan kita semua pemilik definitif nilai-nilai budaya ini
Menelusuri dan memahami khasanah budaya Buton serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya bukanlah pekerjaan mudah dan simple. Segalanya membutuhkan waktu, semangat, kesabaran dan rasa memiliki yang tinggi untuk menggali dan memperkenalkan ragam pesona budaya Buton guna merevitalisasi pelestarian nilai-nilai budaya pada  setiap generasi, karena budaya Buton sarat dengan nilai-nilai teologis, moralitas bahkan humanisme yang merupakan warisan leluhur peninggalan kerajaan dan kesultanan Buton yang menjadi spesifikasi keunggulan tanah Buton dan lambang kebanggaan kita semua pemilik definitif nilai-nilai budaya ini.
    Hal itu dikatakan Asisten Tata Praja (asisten I) Sekda Kabupaten Buton, Azis Sima, SSos, MSi atas nama Bupati Buton ketika membuka pelaksanaan Festifal Kawasan Audisi music dan Tari tingkat
Tari Linda
Kecamatan se- Kabupaten Buton Buton Zona II yang meliputi kawasan Gu, Lakudo, Sangia Wambulu, Mawasangka Timur, Mawasangka Tengah dan Mawasangka serta Talaga Raya, yang dipusatkan di Lombe, Kecamatan Gu, (17-18/12).
    Melalui Asisten I, Bupati Buton, Ir. H. LM Sjafei Kahar menitip ke depan generasi muda Buton harus mampu dan memiliki komitmen dan mengisi ruang kosong kegamangan spectrum pengembangan nilai-nilai budaya, agar budaya Buton kembali bangkit dan lestari sepanjang masa dalam hidup dan kehidupan di tengah derasnya pengaruh budaya dan gaya hidup luar seiring dengan kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi.
    “Sehingga momentum kegiatan hari ini merupakan sebuah terobosan positif dalam  upaya pengembangan dan pelestarian nilai-nilai luhur budaya yang bertujuan membangun generasi muda Buton dalam menumbuhkembangkan rasa memiliki dan mencintai budaya daerah. Sehingga seni tari dan  music tradisional Buton yang kini telah pudar tertinggal oleh kencangnya hembusan angin modernisasi dan westernisasi, dapat bangkit kembali menjadi pesona budaya andalan daerah yang pernah jaya dan terkenal pada masa lalu,” kata Azis Sima.
    Pelaksanaan festifal ini kata Azis Sima yang juga mantan Camat Batauga dan Pasarwajo ini
Tari Balumpa
merupakan ajang silaturahim membina keakraban sesama generasi muda dan seniman-seniman muda  Buton di wilayah ini. Sehingga terjalin kekompakan, kebersamaan untuk bahu membahu menjalin persatuan dalam membangun Buton ke depan menuju Gerakan Membangun Masyarakat Sejahtera termasuk di dalamnya membangun seni dan budayanya.
   “Selanjutnya dengan tercapainya rasa memiliki busaya daerah dan lahirnya keinginan tulus serta komitmen yang tinggi yang terpatri dalam jiwa para generasi muda Buton untuk menggali, mengembangkan serta melesytarikan nilai-nilai budaya dan kesenian Buton, maka misi untuk menjadikan Kabupaten Buton sebagai kawasan Bisnis da Budaya terdepan akan tercapai dan keunggulan pariwisata kabupaten Buton bisa dikenal di tingkat local, regional dan nasional maupun mancanegara sehingga wisatawan akan berdatangan berkunjung di kabupaten Buton,” katanya.
    Azis sima juga menyampaikan daerah-daerah yang sudah terkenal objek wisatanya seperti bali,
Tari Linda
Jogyakarta, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, potensi wisata tidak jauh berbeda dengan potensi yang ada di kabupaten Buton yang tersebar di 21 kecamatan hanya belum sempat teriventarisir untuk dikembangkan menjadi satu kawasan wisata  ekonomi, kalautan maupun wisata  budaya sehingga dengan kegiatan macam ini, kita akan terbius untuk lebih bergairah lagi, melihat dan berbuat sejauh mana kita mengoptimalisasikan peluang dan tantangan terhadap pengembangan dan kemajuan budaya pariwisata Kabupaten Buton sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah yang sesungguhnya menyimpan seribu keajaiban karakteristik budaya dan panorama alam yang belum terjamah secara sistematik.
    Ketua Panitia, Nasiri SSos yang juga Kepala Bidang Bina Budaya Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Buton yang dihubungi di sela-sela lomba mengtakan festival wilayah merupakan kelanjutan dari festifal kecamatan. Juara kecamatan di adu lagi di ajang festival wilayah. 
    “Festival wilayah diselenggarakan di tiga tempat atau tiga zona, yakni zona I meliputi Buton Selatan,
Tari Tobe Gahangga
dilaksanakan 22 Desember di Batauga, Zona II meliputi kawasan Buton Tengah dipusatkan di Lombe dan Zona III meliputi Buton Daratan digelar di Wolowa,” kata Nasiri.
    Menurutnya, festival kawasan itu akan diutus lagi untuk tampil di festival ibukota di Pasarwajo. Dan diharapkan melalui ajang ini akan terseleksi seniman-seniman muda  Buton terbaik untuk menjadi duta-duta andalan Buton masa depan pada ajang yang lebih besar dan lebih fantastik.(alma)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar