Total Tayangan Halaman

Selasa, 30 November 2010

Langgar Keputusan Adat, Sanksi Berat Hukumannya

Bupati Buton, Ir. H. LM. Sjafei Kahar,
ketika dikukuhkan sebagai Kaolu Rumpun Katukobari

Lakaliba Seperti Hongkong

Panorama Lakaliba yang terletak di jantung teluk Lande
Desa Gaya Baru yang orang setempat menyebutnya Lakaliba, mendapat decak kagum dari Asisten Tata Praja Setprov Sultra. 'Pejabat teras' Sultra itu bahkan mengibaratkan lakaliba seperti Hongkong. Tak Salahlah kiranya jika desa yang terletak yang memiliki panorama menakjubkan itu menjadi duta Kabupaten Buton pada Lomba P2WKSS tingkat Provinsi Sultra tahun 2010

Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Sultra, Drs. H. Muh. Nasir Baso, MM tak dapat menyembunyikan kekegumannya pada panorama yang disajikan Desa Gaya Baru ketika menginjakan kakinya di desa yang menjadi Duta Kabupaten Buton pada Lomba P2WKSS tahun 2010 tingkat Provinsi Sultra. Tipografinya yang terdiri dari bukit-bukit dan tebing curam menyebabkan penguninya harus mendiami beberapa tingkatan bukit tersebut membuat desa Gaya Baru tampak mengenyangkan mata.
“Desa Gaya Baru memiliki panorama yang indah. Terletak persis di jantung teluk Lande yang berhadapan dengan Laut Flores membuat desa ini begitu sejuk. Desa ini juga memiliki terumbu karang. Potensi jika dimanfaatkan Desa Gaya Baru akan menjadi tempat wisata baru di kawasan Sultra,” kata Nasir Baso yang juga Ketua Tim Juri pada Lomba P2WKSS.
Nasir Baso yang pernah majabat sebagai Kadis Pariwisata Kabupaten Buton mengaku cukup kenal dengan daerah tersebut. “Gaya Baru telah tampil dengan gayanya yang baru dalam lomba ini. Sehingga ketika memasuki kawasan ini, saya sempat bingung dan lupa. Padahal dulu desa ini sering kami kunjungi bahkan sempat bermalam untuk meneylam dan memancing,” katanya.
Menurut Nasir Baso Gaya Baru juga semakin’cantik’ dengan penataan yang terus digenjot oleh pihak PKK yang dikomandoi langsung Ketua TP PKK Kabupaten Buton. Ny Hj. Wa Ode Salmatiah Sjafei Kahar. “Rumah-rumah yang tersusun rapi, teluknya yang indah, bahkan tebing-tebingnya di sepanjang teluk Desa ini seperti letaknya Hongkong saja,” kata Mantan Pejabat Bupati Buton Utara ini.

Masyarakat Gu Persembahkan 52 Kurban

Pembagian daging kurban di Kecamatan Gu
berjalan tertib dan aman
Musim kurban lebaran idul adha tahun ini, masyarakat Kecamatan Gu mempersembahkan 52 ekor kurban berupa Sapi dan Kambing. Pemotongannya langsung ditangani panitia. Penyalurannya pun berlangsung aman dan tertib. Sehari sebelumnya panitia bekerja ekstra untuk mendata warga yang berhak untuk mendapatkan daging kurban. Bagi yang berhak diberikan kupon untuk mengambil daging kurban di tempat pemotongan
Sedikitnya 52 ekor hewan kurban dipersembahkan warga Kecamatan Gu pada musim idul adha 1413 H.  Jumlah hewan tersebut merupakan total hasil kurban beberapa desa di kecamatan Gu yakni Kelurahan Watulea, 18 ekor (12 ekor Sapi dan 6 ekor Kambing), Bombonawulu 4 ekor (3 ekor sapid an 1 kambing), Kolowa 20 ekor (14 sapi, 6 kambing), Rahia 1 ekor sapi, Wadiabero, 6 ekor (5 sapi, 1 kambing) Walando 1 ekor sapid an UPTD Diknas Kecamatan Gu 2 ekor sapi.
    Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Gu, Safiuddin SAg mengatakan jumlah hewan kurban yang dipersembahkan masyarakat Kecamatan Gu tersebut menunjukan tingkat perekonomian masyarakat yang semakin meningkat. Sebab tanpa dorongan ekonomi yang mapan, masyarakat tidak mungkin berkorban dengan jumlah yang begitu signifikan.
    Selain itu lanjut Safiuddin, motivasi yang dilakukan pihaknya termasuk tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama yang memberikan pencerahan pada masyarakat batapa pentingnya berkurban juga menjadi factor pendorong meningkatnya jumlah kurban tersebut.
    “Dalam syiar agama di desa-desa di wilayah Kecamatan Gu, kami selalu menekankan pentingnya berkurban. Selain itu kami juga membentuk panitia kecil di beberapa desa dan kelurahan untuk menghimpun dana masyarakat yang ingin berkurban. Mereka bisa menyicil kurban mereka. Sehingga dalam setahun dapat mencapai target yang telah ditentukan. Ini jelas meringankan masyarakat yang hendak berkurban,” kata Syafiuddin di sela-sela pemotongan hewan kurban Kelurahan Watulea, yang dipusatkan di pelataran masjid Al Ihsan Lombe.
    Khusus Kelurahan Watulea, Kecamatan Gu, dana waga dihimpun panitia kecil oleh tokoh masyarakat dan tokoh agama, yakni H Kaimuddin, La Ndiuma dan Djamuri, SPd, MPd yang dikordinir langsung Kuakec Gu dan Lurah Watulea, Bahari, SE. Panitia kecil itu juga terdiri Kepala Lingkungan  se-Kelurahan Watulea.
    Amatan di lapangan sebelum penyembelian, hewan kurban diserahkan secara simbolis oleh Pemerintah Kecamatan Gu yang diwakili Sekcam Gu, Gafaruddin kepada pihak panitia.
Masyarakat juga tampak tertib dalam pembagian daging kurban. “Berdasarkan pengalaman-pengalaman tahun sebelumnya, tahun ini bagi penerima disediakan kupon. Panitia juga dilengkapi dengan Kartu pengenal. Sehingga pembagian daging kurban berjalan tertib,” kata Ketua panitia pemotongan hewan Kurban Kecamatan Gu, La Ndiuma.

Takimpo Gelar Pemilihan Parabela dan Wati

Takimpo yang kental dengan ritual adatnya kembali menggelar pemilihan Parabela Pemuda dan Wati. Kedua perangkat adat itu merupakan representase perwakilan adat dari kaum muda.
 
Masyarakat Kelurahan Takimpo Kecamatan Pasarwajo menggelar rapat adat untuk menentukan hari H pelaksanaan pesta adat tahunan serta memilih Parabela Pemuda dan Waci. Rapat adat itu biasa dilaksanakan sebelum acara puncak pesta adat tahunan di kelurahan tersebut beberapa hari lalu.
               Pemilihan Parabela Pemuda dan Waci yang nantinya akan bertugas dalam ritual pesta adat yang dijadwalkan pada pertengahan bulan Desember nanti. Hal tersebut telah menjadi tradisi di Kelurahan Takimpo. Dalam pelaksanaan pesta adat tahunan ada yang disebut tahun ayam dan ada yang dinamakan tahun kambing.
               Saat pelantikan Parabela Pemuda dan Waci yang dilakukan setiap dua tahun, selalu bertepatan dengan Pesta adat. Pengukuhan itu disertai dengan prosesi penyembelihan kambing (tahun kambing).
               Setelah dilakukan pemilihan akhirnya rapat adat menetapkan  La Andi sebagai Parabela Pemuda dan La Galu sebagai Waci di Kelurahan Takimpo dan pada kesempatan itu juga langsung dilantik oleh Parabela (ketua Adat), La Aisi.
               Usai melantik Parabela Pemuda dan Waci sebagai representasi dari golongan pemuda di kelurahan tersebut, La Aisi mengatakan pemilihan sekaligus pelantikan itu dilakukan sebagai proses awal pelaksanaan pesta adat.
               “Sebelum pelaksanaan pesta adat tahunan, kami sebagai pemangku adat terlebih dahulu memilih Parabela Pemuda dan Waci. Mereka ini nantinya akan bertugas dalam ritual prosesi pesta adat. Dan dalam kehidupan bermasyarakat, apabila ada hal-hal yang berkaitan dengan masalah adat, merekalah yang mewakili pemuda pada setiap pengambilan keputusan adat,” kata La Aisi seperti dituturkan Koordinator Pranata Humas wilayah Pasarwajo, Wolowa dan Wabula, La Djairi, ST.
               Prosesi pemilihan para pemangku adat di Kelurahan Takimpo ini, juga tidak lepas dari perhatian pemerintah dan unsur legislatif. Ini terbukti dengan hadirnya La Samalo SH anggota DPRD Kabupaten Buton dan Camat pasarwajo, La Kobana S Sos.(**)