Total Tayangan Halaman

Jumat, 31 Desember 2010

Salmatiah Sjafei Serahkan PLTS di Talaga Raya

Ketua TP PKK Kabupaten Buton,
Ny Hj. Wa Ode Salmatiah Sjafei
Salmatiah Sjafei selaku Ketua TP PKK Kabupaten Buton menyerahkan bantuan PLTS pada warga Kokoe, Kecamatan Talaga Raya. Desa tersebut terletak paling barat wilayah Kabupaten Buton yang berbatasan langsung dnegan Selayar (Sulsel) dan Bombana

Ketua TP PKK, Ny Hj. Salmatiah Sjafei menyerahkan bantuan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di Desa Kokoe, Kecamatan Talaga Raya. Bantuan yang berasal dari PT Inko itu sebanyak 47 unit. Terhitung Kokoe telah dua kali mendapat bantuan serupa yakni tahun 2009 sebanyak 30 unit. Sementara desa tetangganya Talaga Besar pernah juga mendapat bantuan PLTS sebanyak 75 unit. Penyerahan itu dilakukan Ketua TP PKK didampingi Kepala Bidang Energi Dinas Pertambangan dan Energi Buton M Sahrir, BA.
    Sebelumnya, TP PKK juga memimpin sosialisasi 10 program Pokok PKK bagi kader PKK se-Kecamatan Talaga Raya yang dipusatkan di Aula Pertemuan, Kelurahan Talaga I.
    “Pemberian bantuan PLTS bagi Kokoe disebabkan daerah itu merupakan daerah terluar Kabupaten Buton yang sulit dijangkau dengan PLN. Letaknya berupa pulau kecil memungkinkan darah itu haruslah dilayani dengan PLTS. Namun ke depan tidak akan menutup kemungkinan daerah itu akan dilayani mesin genset yang menggunakan temaga diesel,” kata Ketua TP PKK Kabupaten Buton, Ny. Hj. Wa Ode Salmatiah Sjafei Kahar di sela-sela penyerahan bantuan tersebut.
    Sekadar mengingatkan Kokoe merupakan desa cakupan Talaga Raya yang wilayahnya terdiri pulau Popalia, Kokoe dan sebagian warganya menetap di daratan Kabaena bagian selatan yang warga setempat menyebutnya Kolowanan Bugisi. Sebagaian warga Kokoe menyandarkan hidupnya pada laut yakni sebagai nelayan tangkap atau nelayan agar-agar.
    Menurut Salmatiah pemberian bantuan itu merupakan bentuk perhatian pemerintah Kabupaten Buton terhadap warganya yang menghuni daerah-daerah terpencil. Apalagi Kokoe merupakan daerah paling terluar Kabupaten Buton yang berbatasan langsung dengan wilayah perairan Selayar.
    Camat Talaga Raya, Drs. La Ode Mursal Zubair, MSi ketika menyaksikan penyerahan bantuan itu, tak dapat menyembunyikan kegembiraannya. “Warga Kokoe menghuni pulau-pulau kecil di wilayah barat Kabupaten Buton. Sehingga bantuan itu merupakan sebuah rahmat bagi warga Kokoe,” katanya.(irma)

Donor Darah Warnai Peringatan Hari Ibu

Ketua TP PKK Kabupaten Buton, Ny Hj. Wa Ode Salmatiah Sjafei
Ketua Bhayangkari, Ny Evie Hari Susanto dan ketua panitia
Hari Ibu, Ny Hj. Nurjaya menyaksikan secara langsung kegiatan
donor darah di Klinik Polres Buton
Donor Darah dalam rangkaian peringatan Hari Ibu tingkat Kabupaten Buton turut melibatkan kaum bapak. Kaum Bapak itu kebanyakan berasal dari Anggota Polres Buton

Hujan yang rintik-rintik mengguyur bumi Pasarwajo pagi itu tak mengurangi animo para aparat kepolisian dan ibu-ibu PKK, Dharma Wanita untuk mendonorkan darahnya. Satu persatu ibu-ibu yang berseragam dharma wanita dan Bhayangkara Negara itu datang ke Kantor Satlantas Polres Buton di Pasarwajo untuk mendonorkan darahnya. Kegiatan donor darah itu merupakan rangkaian peringatan Hari Ibu yang dirangkaikan dengan Hari Kesatuan gerak PKK, Dharma Wanita.
Tak urung, Ketua TP PKK Kabupaten Buton, Ny Hj. Wa Ode Salmatiah Sjafei bersama anggotanya datang meninjau donor darah tersebut. Sementara Ny. Evie Heri Susanto, Ketua Bhayangkari Polres Buton sibuk mempersiapkan segala sesuatu sehubungan dengan kegiatan tersebut. Usai meninjau dan memberikan ucapan terima kasih para pendonor, istri orang nomor satu di Kabupaten Buton dan istri orang nomor satu di Polres Buton tampak berbincang santai dengan ibu-ibu PKK dan Dharma Wanita di pelataran Satlantar Pasarwajo.
”Kami memang ingin menjadikan kegiatan donor darah sebagai tradisi yang berkembang di tengah masyarakat. Bagaimanapun, kondisi persedian darah seringkali begitu terbatas dibanding yang membutuhkannya. Apalagi, donor darah sendiri bila dilakukan secara teratur bisa berdampak positif bagi kesehatan para pelakunya,” kata Ketua TP PKK Kabupaten Buton di sela-sela kegiatan donor darah tersebut.
Menurut Salmatiah kegiatan donor darah di samping bernilai kemanusiaan juga bernilai ibadah. Sebab darah yang di donorkan akan sangat bermanfaat bagi manusia lainnya. Darah yang didonorkan itu akan menyelamatkan jiwa manusia.
Ketua Bhayangkari, Evie Heri Susanto mengungkapkan meskipun kegiatan donor darah itu merupakan rangkaian dari kegiatan Hari Ibu, namun kaum bapak juga ikut terlibat. “Kalau hanya ibu-ibu yang terlibat, darah yang didapatkan tak akan maksimal. Apalagi, kaum bapak (aparat kepolisian-red) juga begitu spontan dalam menyumbangkan darahnya,” katanya.
Hasil donor darah itu dikemas dalam kantong 350 CC. Hasilnya, sekitar 20 kantong darah.(indah)

Mega Boena : Saya Banyak Belajar Dari Bupati Buton

Bupati Buton, Ir. H. LM. Sjafei Kahar, MSi
memberikan cindera mata pada Mantan
pengadilan Negeri Bau-Bau, Mega Boena, SH
pada Ramah Tamah perpisahan Kajari 
Ketua Pengadilan Negeri Bau-Bau, Mega Buana ketika bertugas di wilayah itu mengaku banyak belajar dari Bupati Buton, Ir. H. LM. Sjafei Kahar. Mega yang kini dipromosikan sebagai Hakim Tinggi di NTT mengaku mendapat pengalaman berharga ketika bertugas di Buton

Ketua Pengadilan Negeri Baubau, Mega Boena, SH dipromosikan sebagai Hakim Tingi di Kupang Nusa Tenggara Timur. Mega Boena yang mengepalai Pengadilan Negeri Baubau, terhitung 3 tahun 1 bulan 10 hari.
    Untuk melepas Ketua Pengadilan tersbeut Pemerintah Kabupaten Buton menggelar ramah tamah yang dilangsungka di Gedung Pancasila Baubau (24/12).
    Mega Boeana telah mengemban tugasnya sebagai Ketua Pengadilan yang mencakupi empat wilayah yakni Kabupaten Buton, Kota Baubau, Kabupaten Wakatobi dan Kabupaten Bombana.
    Dalam acara itu, Mega mengatakan dalam perjalanan melaksanakan tugasnya di wilayah Pengadilan Negeri Baubau banyak hal yang kurang pas atau tidak bisa memuaskan semua pihak. Tapi hal itu dianggapnya sebagai konsekuensi logis dari tugas yang diembannya sebagai  hakim.
    “Ketika saya dipercaya sebagai penasehat oleh Pak Bupati Buton, saya melihat sebagai apresiasi yang besar bagi kami, dari seorang Bupati. Selama ini, hanyalah Bupati Buton yang mau menempatkan saya sebagai penasehat. Namun meski posisi saya sebagai penasehat kepala daerah, saya banyak belajar dari beliau. Saya diam-diam ‘mencuri’ cara pandang atau kebijakan Bupati Buton lalu saya terapkan di kantor, dan alhamdulillah  hal itu ternyata  berhasil, “ kenang Mega Boeana.
    Ia menambahkan pelayanan hukum di wilayah Kabupaten Buton ke depan akan terlaksana secara maksimal. Pasalnya pada tahun 2011 di Pasarwajo akan dibangun  gedung pengadilan Negeri termegah di Sulawesi Tenggara. Yang pembangunannya akan menelan dana sekitar delapan miliar.
    “Insya Allah di awal 2011 akan dibangun kantor Pengadilan Negeri Pasarwajo. Semua ini tentu atas usaha dan doa kita semua. Saya berterima kasih kepada pemerintah Kabupaten Buton atas penyediaan lahan, mudah-mudahan dengan berdirinya Pengadilan negeri di pasarwajo, pelayanan hukum di wilayah Kabupaten Buton dapat berjalan dengan baik,” katanya.
    Bupati Buton Ir. H. LM. Sjafei Kahar, MSi atas nama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Buton mengucapkan terima kasih dan apreseasi yang tinggi atas pengabdian Mega Boeana sebagai Ketua Pengadilan Negeri Baubau. “Mudah –mudahan kerja keras dan pengabdian beliau diterima sebagai bentuk ibadah disisi Tuhan yang maha kuasa,” kata Sjafei.
    Bupati Buton dua periode ini mengatakan prestasi terbaik Mega Boeana di saat menjabat sebagai Ketua Pengadilan Negeri Baubau adalah adanya Kepres tentang pembentukan Pengadilan Negeri Pasarwajo.
    “Hal ini bagi masyarakat kabupaten Buton menjadi tanda mata yang tidak akan terlupakan. Bahwa terbentuknya Pengadilan Negeri Pasarwajo adalah di masa bapak Mega Boeana sebagai Ketua Pengadilan Negeri Baubau. Ini tentu sebagai sesuatu yang patut disyukuri,” kata Ketua DPD Golkar Buton ini.
    Hadir pada kesempatan itu diantaranya Ketua DPRD Kabupaten Buton, LM. Yamin, B Sc, Dandim 1413 Buton, Letkol (INF) Joni Pardede, Kapolres Baubau, AKBP. Daniel Aditya Jaya, SIK, Kapolres Buton, AKBP Heri Susanto, SIK dan para Kepala SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten Buton.(minal)

Rabu, 29 Desember 2010

Sjafei : Semua Stan Menampilkan yang Terbaik

Bupati Buton, Ir. H. LM. Sjafei Kahar, MSi
meninjau salah satu stan Buton Raya Ekspo
Bupati Buton memuji keberhasilan SKPD diasjikan dalam stand masing-masing di Buton Raya Ekspo. Berbagai hasil kjreasi dan program yang dicapai SKPD selama ini turut dipamerkan dalam ajang tersebut
Bupati Buton, Ir LM Sjafei Kahar usai keliling melihat 53 stand yang ada di Buton Raya Expo 2010 mengaku, seluruh stan yang ada telah berupaya menampilkan yang terbaik sesuai bidangnya masing-masing.

Sekda Buton, H. Kaharuddin Syukur, SE, MSi
didampingi para Kepala SKPD Lingkup
Pemkab Buton meninjau stan di Buton Raya Ekspo
Dia mengatakan seluruh instansi dan suastu sudah bekerja dengan maksimal dan informasi yang coba disampaikan melalui keikutsertaan mereka pada pameran Buton Raya Expo ini bisa tersampaikan dengan baik, sehingga masyarakat bisa mengetahui hasil-hasil pembangunan Kabupaten Buton. ini merupakan hiburan bagi masyarakat Kabupaten Buton.

Semua stan menampilkan yang terbaik
"Saya belum sempat menilai siapa yang terbaik tapi semua telah berupaya menampilkan yang terbaik sehingga selain dapat memberikan informasi kepada masyarakat terkait pembangunan di Kabupaten Buton juga kegiatan ini meripakan suatu hiburan buat masyarakat di Pasarwajo dan sekitarnya," ujarnya.(alma/fno)

Pengamanan Buton Raya Expo Gabung Operasi Lilin

Kapolres Buton
AKBP Heri Susanto, SIk
Jajaran Polres Buton dalam mengamankan pelaksanaan Pameran Pembangunan dan Potensi Daerah Buton Raya Ekspo menurunkan aparatnya disatukan dengan operasi Lilin 2010. 
Pengamanan pameran pembangunan Buton Raya Expo dirangkai dengan operasi Lilin yang digelar Polres Buton untuk mengamankan Natal dan Tahun Baru. Untuk pengamanan Buton Raya Expo, Polres Buton selain puluhan anggota yang dikerahkan juga mendirikan posko keamanan. 

Kapolres Buton, AKBP Heri Susanto SIk mengatakan, anggotanya yang dikerahkan untuk pengamanan pameran pembangunan Buton Raya Expo langsung digabungkan dengan anggota yang terlibat dalam operasi lilin 2010.

Dan sebelum operasi ini digelar Polres Buton juga telah menggelar oparasi rutin dengan sasaran penyakit masyarakat. Operasi-operasi tersebut yakni, operasi antik sengan sasaran peredaran narkoba di wilayaha hukum Polres Buton, dan terakhir operasi dengan sasaran senjata tajam (sajam). Operasi tersebut dimaksudkan untuk menyiptakan kondisi aman selama pelaksanaan pameran Buton Raya Expo, Natal dan Tahun Baru 2011.

Anggota Polres Buton ketika mengamankan
Pameran Buton Raya Ekspo 2010
Sehubungan dengan pameran pembangunan Buton Raya Expo, dia berharap dapat memberikan eses atau manfaat yang positif bagi masyarakat Buton dan pemerintah daerah. Dan pemanganan selama pameran berlangsung diharapkan masyarakat tetap menjaga keamanan dan ketertiban agar tetap kondusif. (alma/fno)

Kecewa Indonesia Kalah, Acara Pembukaan Tetap Berlangsung Meriah

Bupati Buton, Ir. H. LM. Sjafei Kahar, MSi
meninjau stan Buto  Raya Ekspo usai pembukaan
Acara nonton bareng final AFF Cup 2010 antara Malaysia vs Indonesia sebelum acara pembukaan Pameran Pembangunan dan Potensi daerah Buton Raya Expo 2010, berlangsung seru. Pejabat daerah mulai dari Bupati ingga Camat berbaur menjadi satu dalam euforia menyaksikan laga final sepakbola bergengsi di Asia Tenggara tersebut.


PAMERAN Pembangunan dan Potensi Daerah Buton Raya Expo 2010 telah dibuka secara resmi oleh Bupati Buton Ir LM Sjafei Kahar. Namun ada hal yang berbeda pada pembukaan pameran tersebut yakni sebelum acara di buka terlebih dahulu Bupati bersama pejabat di lingkup Pemkab Buton serta ratusan masyarakat melakukan acara nonton bareng final AFF Cup 2010 antara Malaysia vs Indonesia.
      Dengan menggunakan layar berukuran besar yang dipasang tepat didepan panggung utama, acara nonton bareng tersebut berlangsung meriah dan seru. Tampak tidak ada sekat antara pejabat dan masyarakat. Mereka larut dalam suasana tegang bercampur harap menunggu gol yang disarangkan pemain Timnas Indonesia.
     Sjafei Kahar yang pada malam itu datang sedikit terlambat, langsung mengambil tempat dibarisan depan seolah tidak mau ketinggalan menonton pertandingan final malam itu. Sesekali, penonton bersorak ketika pemain Indonesia nyaris membobol gawang Malaysia, Salah satunya peluang dari Ahmad Bustomi yang sudah berdiri bebas dihadapan gawang, namun sepakan kaki kirinya masih malaju tipis dari sisi kiri gawang.
     Yang paling menarik adalah ibu-ibu tanu undangan juga tidak mau kalah dengan penonton pria lainnya. Mereka juga tampak antusias, sesekali teriakan dan tepuk tangan mereka lakukan bahkan ada yang sampai melompat-lompat saat Indonesia nyaris membobol gawang Malaysia melalui Cristian Gonzales.
     Sorakan penonton semakin keras ketika tiba-tiba terjadi kesalahan teknis dimana layar tiba-tiba mati di menit awal pertandingan babak kedua. Namun hal itu tidak berlangsung lama dan acara nonton bareng berlanjut. Namun raut muka tegang nampaknya semakin tegang ketika gawang Indonesia yang di jaga Markus akhirnya bobol dan tida berlangsung lama sekali lagi markus tidak mampu menjaga gawangnya, skor 2-0 untuk Malaysia.
Salah satu pertunjukan Rakyat Buton
pada pembukaan Buton  Raya Ekspo
    Kekecewaan penonton semakin menggeliat setelah untuk ketiga kalinya Malaysia membobol gawang Indonesia. Sorakan dukungan seketika berubah menjadi keluhan bahkan sesekali mereka melontarkan kalimat emosional. “Itumi belum juara sudah di puji-puji akhirnya keenakan,”ujar salah satu penonton malam itu.
     Hingga peluit akhir dibunyikan skor 3-0 tetap tidak berubah. Sebagianpara penonton meninggalkan tempat nonton bareng. Namun mereka tidak langsung pulang ke rumah masing-masing tetapi mereka pergi melihat-lihat stan yang ada di Pameran.
     Acara dilanjutkan dengan pembukaan dimana diawala dengan persembahan sebuah lagu dari penyanyi lokal yang pada malam itu menggunakan baju merah dan diriingi pemain elekton yang tamapak semangat memaikan elektonnya.
     Berikutnya, pembacaan laporan dari ketua panitia Buton Raya Expo 2010, Kaharudin Syukur yang juga Sekda Buton dihadapan tamu undangan. Pada kesempatan itu dia menyampaikan bahwa kegiatan Buton Raya Expo merupakan kegiatan yang terselenggarakan atas kerja sama Pemkab Buton dan SKH Radar Buton. Tidak lupa dia juga memaparkan terkait sumber dana dalam pelaksanaan Buton Raya Expo 2010 dimana sumber dana tersebut berasal dari APBD.
     “Saya berharap melalui wadah Buton Raya sangat efektif dalam menggali dan memunculkan potensi ekonomi baik dalam bentuk sumber daya alam maupun sumber daya manusia serta akselarasi kebangkitan usaha kecil menengah degan pemanfaatan berbagai teknologi,” kata dia.
     Setelah Kaharudin Syukur membacakan laporan ketua panitia, berikutnya giliran Bupati Buton Ir LM Sjafei Kahar yang memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Pameran Pembangunan dan Potensi daerah Buton Raya Expo 2010.
     Dalam pidatonya Sjafei Kahar mengatakan Buton Raya Expo merupakan ajang pembangunan multi produk dan pasar rakyat pertama berskala daerah dalam rangka promosi potensi dan produk ungggulan yang ada di daerah. Terutama produk teknologi, industri, perdagangan, jasa kebudayaan, manufacture, agro bisnis, serta sarana hiburan dan pendidikan masyarakat.
     "Saya menilai penyelenggaraan Buton Raya Expo ini sangat positif dan tentunya tidak terlepas dari upaya kita semua guna memenuhi kebutihan masyarakat dalam hal memberi informasi tentang produk ungggulan dan hasl-hasil pelaksanaan pemvangunan di kabupaten Buton," katanya disambut tepuk tangan hadirin.
     Dia juga menyinggung soal perkembangan dan kemajuan Buton terutama di Kota Pasarwajo sebagai ibukota setelah pindah dari Kota Baubau masih mengalami keterbatasan. Maka itu pemerintah daerah tidak henti-hentinya melakukan pembangunan, terutama dalam pembangunan sarana prasarana umum, disamping infrastruktur jalan dan dermaga.
     “Diantaranya pembangunan gedung serbaguna, dan pembangunan kolam sebagai tempat saranan rekreasi yang sebentar lagi pembangunannya akan rampung dan dapat dimanfaatkan masyarakat,” jelasnya.
     Setelah membuka acara, Bupati Sjafei meninjau seluruh stand. Amatan koran ini, hadir dalam acara itu, Ketua DPRD Buton, LM Yamin, Kapolres Buton, AKBP Heri Susanto SIK, Sekab Buton, H Kaharuddin Syukur MSi, Perwira Penghubung Kodim 1413 Buton, Kepala SKPD, Kabag, Kabid dan staf pegawai lingkup Buton.  Hadir juga dalam acara itu masyarakat di Pasarwajo.(FF/alma)

Kamis, 23 Desember 2010

Camat Mawasangka Tekankan Kedisiplinan

Camat Mawasangka
H. La Dullah Tou, SIp
Camat Mawasangka menerapkan kedisplinan pada semua aparatnya. Bukan hanya itu, Camat juga mengadakan perombakan total dan pembaharuan kantornya. Semua demi kenyamanan stafnya dalam bekerja melayani masyarakat

Camat Mawasangka, H. La Dullah Tou terus melakukan terobosan utnuk memaksimalkan kinerja aparatnya. Salah satu terobosan itu berupa penerapan disiplin PNS di lingkup wilayah pemerintah Kecamatan Mawasangka. Camat Mawasangka juga ketika dilantik sebagai camat langsung menata Rujab dengan mengecat kediaman camat tersebut, pengadaan perabot Rujab, dan pembersihan halaman Rujab.
    La Dullah juga merombak ruangan-ruangan kantor, ruangan computer, WC, penataan ruangan Kepala Seksi dan Staf. “Perlu penataan agar Staf tidak bosan jenuh dalam bekerja,” kata Camat Mawasangka di sela-sela penataan itu, seperti dilaporkan Pranata Humas Mawasangka, drs Hamka, MMpub.
    La Dullah juga mengungkapkan seluruh staf kantor Camat  dan Kepala Desa, Lurah harulah menerapkan disiplin, loyalitas terhadap atasan, dalam bekerja. “Tujuannya jelas bila ada pekerjaan yang ada pada waktu itu, jangan ditunda-tunda, ringan, berat dihandel cepat. Sehingga jangan ada pekerjaan tidak terselesaikan. Semua staf harus bertanya pekerjaan apa yang saya kerjakan. Jangan hanya menunggu dari atasan dan bila dianggap sulit bertanya,” katanya.
    Dalam bidang kemasyarakatan, La Dullah selalu menitikberatkan tehnik bermasyarakat. “Yang biasa terjadi pada seorang Kepala Desa dan Lurah tidak mengenal masyarakatnya. Untuk itu selalu saya tekankan Lurah dan Kades jangan minta dihormati. Tapi bapak-bapaklah yang menghormat masyarakat. Jangan membeda-bedakan dalam melayani masyarakat, baik jelek, miskin, kaya, berpangkat, punya jabatan sama semua, dilayani dengan baik. Sehingga masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang kita berikan,” ujarnya.
    Di akhir perbincangannya La Dullah yang pernah menjabat sebagai kades di beberapa desa di wilayah Kecamatan Mawasangka mengatakan PNS termasuk kades dan perangkatnya haruslah pandai-pandai menjabarkan hasil-hasil pembangunan yang telah dikerjakan kepada seluruh masyarakat setempat. Pembangunan sudah begitu pesat kemajuannya, seperti pembangunan gedung-gedung SD, SMP, SMA, pengerasan jalan, termasuk infrastruktur yang sudah dinikmati semua masyarakat yang tidak bisa dihitung jumlahnya.
    “Semua pembangunan yang telah diturunkan dan dinikmati masayarakat adalah berkat keuletan pemimpin kita, Bupati Buton, Ir. H. LM. Sjafei Kahar, MSi. Jadi kalau ada anggapan, bahwa di Kabupaten Buton tidak ada pembangunan, itu tidak benar. Dan salah besar dan anggap orang tersebut adalah orang yang tidak mensyukuri nikmat dan rahmat dan diakhirat akan mendapat laknat, “kata La Dullah Tou dengan lantang. (indah)

BUTON TELAH BANYAK BERUBAH

Bupati Buton
Ir. H. LM. Sjafei Kahar, MSi
Buton telah banyak berubah. Dari segala sektor segi kehidupan, Buton dibawah kendali Bupati Buton, Ir. H. LM. Sjafei Kahar, MSi terus membangun. Ibukota dipindahkan. Daerah baru dimekarkan, termasuk Kabupaten, Kecamatan, desa dan kelurahan
Pengapalan aspan perdana
diproduksi di pabrik aspal Lawele
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton
di Pasarwajo
Pelabuhan feri Mawasangka yang
menghubungkan Buton dan Bombana
Pelabuhan Feri Wamengkoli
yang menghubungkan Buton dan Muna
Pelancong di hutan Lambusango
Panorama Pantai Liwutongkidi
Panen perdana di Wakalambe
Salah satu permandian di Kabupaten Buton
Pengapalan perdana Nikel di Talaga Raya
Peresmian sekolah
Era pemerintahan Ir. H. LM. Sjafei Kahar sebagai Bupati Buton selamam dua periode, Buton telah berubah. Ini semua tidak bisa dipungkiri Buton terus bergeliat, melakukan pembangunan di segala lini.
    Hal itu diungkapkan Bupati Buton, Ir. H. LM. Sjafei Kahar , MSi dalam Rapat Acara Teknis Pemantapan Penyelenggara Tugas-tugas Utama Pemerintahan, Pembangunan dan Pembinaan Kemasyarakatan bagi Camat, Lurah dan Kerja LPM, Kades dan BPD di wilayah Buton Selatan yang dipusatkan di Sampolawa, Kecamatan Sampolawa (22/12). “Rakernis ini dilaksanakan agar semua perangkat pemerintahan dari tingkat kecamatan sampai desa dan kelurahan memiliki pemahaman yang sama tentang tugas-tugas ilmu pemerintahan khususnya pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini, khususnya kurun waktu 9 tahun terakhir selama pemerintahan Bupati Buton sekarang,” ujar Sjafei.
    Sehingga, kata Ketua Inkado Sultra ini kita menjadi tidak terpengaruh akan isu yang menyesatkan masyarakat. Sebab harus kita pandang 10 tahun lalu dan 10 tahun sekarang. Sehingga kita bisa merancang hal-hal yang belum  dapat dicapai untuk kemajuan pembangunan daerah.
    Sjafei juga membeberkan keberhasilan pemerintah dalam membanguna Buton selama ini. “Pemkab Buton telah melakukan penataan wilayah pemerintahan antara lain terbentuknya Kota Baubau, Kabupaten Wakatobi dan Bombana, pemekaran desa dan kelurahan. Pemindahan Ibukota Kabupaten Buton di Pasarwajo yang banyak memberikan kesempatan dan kesejahteraan pada masyarakat,” katanya.
    Selain itu Sjafei juga mengatakan dengan adanya pemekaran kabupaten juga menguntungkan dari sisi penganggaran, karena kabupaten pemekaran sama dengan induk dalam porsi mendapatkan anggara pembangunan. Dengan demikian daerah-daerah itu dapat mempercepat akses pembangunan.
    “Kita juga telah melakukan peningkatan perluasan pendidikan khususnya pendirian sekolah-sekolah di semua jenjang pendidikan seperti SLTP dan SMA yang baru. Sehingga awal pemekaran terbentuknya Kota Baubau, Kabupaten Wakotobi dan Bombana, Buton hanya memiliki tiga SMA Negeri. Sekarang setiap kecamatan memilki SMA bahkan ada 1 kecamatan yang memilki SLTA dan SMK seperti Pasarwajo, Mawasangka, Masteng dan Batauga. Sehingga anak-anak yang sekolah di kabupaten sudah sekolah di kampung halamannya sendiri.
    Di hadapan para Camat, Kades, Lurah, Ketua LPM, Ketua BPD di wilayah Buton Selatan, Sjafei juga membeberkan pihaknya telah melakukan perluasan pelayanan di bidang kesehatan. Dulunnya, ketika Baubau, Bombana dan Wakatobi dimekarkan, Buton hanya memilki 9 Puskesmas. Sekarang telah memikli 30 Puskesmas dan RSUD dan beberapa Puskesams di tingkatkan kualitasnya dari Puskesmas menjadi Puskesams Plus Rawat Inap. Ini berarti dengan semakin banyaknya  pusat-pusat layanan kesehatan maka tentu akan semakin tinggi kualitas masyarakat. Apalagi ada program pemerintah bagi keluarga miskin dibebaskan biaya pengobatan melalui Askeskin.
    “Kita juga telah membuka isolasi wilayah dari daerah yang tidak bisa diakses atau hubungan antara satu desa dengan desa lain. Sekarang hampir semua desa terjangkau dengan kendaraan roda dua bahkan kendaraan roda empat seperti Tira Bahari, Sampolawa dan daerah lain di Kabupaten Buton. Pelayanan air bersih diusahakan secara bertahap. Sehingga masyarakat hampir semua desa telah menikmati pelayanan PAM kecuali beberapa wilayah belum mendapatkan pelayanan PDAM seperti Lapandewa dan Batu Atas, akan diusahakan pelayanan secara bertahap,” katanya.
    Bupati penerima Wana Lestari ini juga mengatakan Buton juga telah mendorong pertumbuhan ekomomi bagi Wilayah Pesisir yang didorong melalui ekeomomi kerakyatan yang disalurkan pada para petani budidaya rumput laut dan bantuan nelayan. Pembentukan lapangan kerja dengan masuknya beberapa investor seperti seperti PT Kapal Api, Putindo, PT AMI,  yang banyak menyerap tenaga kerja di daerah sekitar. Termasuk bantuan berupa Blok Grant yang merata di semua desa dan kelurahan dan jenis-jeinis pembangunan lain dari sektor pertanian, perikanan dan aspek-aspek kehidupan lain.
    “Hasilnya, telah mengubah Kabupaten Buton dari perwajahannya dibanding 10 tahun yang lalu,” kata Sjafei.
    Dalam Rakernis itu selain Bupati Buton yang membawakan tema Netralisasi PNS, tampil juga, Asisiten Tata Praja Sekda Buton, Azis Sima, S.Sos, M.Si dengan judul makalah Koordiansi Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Kelurahan dan Desa, Staf Ahli Bupati Buton Bidang Pemerintahan, Agus Feisal Hidayat S.Sos, M.Si membawakan Penyelenggaraan Pemerintah Kecamatan Desa dan Kelurahan, Kabag. Tapem Sekda Buton, La Ode Aswad S.Sos, M.Si, Pelayanan Prima dan Kabag Otonomi Desa, Drs. Rahmat tentang Kewenangan Desa. (alma)

Rabu, 22 Desember 2010

BANGKITKAN KEMBALI SEMANGAT GOTONG ROYONG

Ketua TP PKK Kabupaten Buton, Ny. Hj. Wa Ode Salmatiah Sjafei
ketika berbicara di hadapan kades PKK di Gedung Pancasila
Ketua TP PKK Kabupaten Buton, Ny. Hj. Salmatiah Sjafei kembali menekankan semangat gotong royong pada kader PKK. Hal itu mengingat semangat gotong royong telah mulai memudar. Apalagi kades PKK merupakan pilar terdepan dalam pembinaan keluarga

TP PKK Kabupaten Buton menggelar sosialisasi hasil Rakernas VII pada seluruh ketua TP PKK desa dan kecamatan di lingkup Pemerintah Kabupaten Buton. Sosialisasi itu merupakan rangkaian peringatan hari ibu tingkat nasional yang dilaksanakan di gedung Pancasila Baubau (22/12).
Pada kesempatan itu Ketua TP PKK Kabupaten Buton Ny. Hj. Wa Ode Salmatiah Sjafei mengajak para ibu ketua TP PKK desa dan kecamatan untuk menerapkan sepuluh program pokok PKK dalam kehidupan sehari-hari. ”Semua anggota PKK haruslah menerapkan 10 program pokoki PKK. Selain itu kaum ibu harus tetap menhidupkan semangat gotong royong di lingkungannya. Semangat gotong royong itu bisa dimulai dari keluarga sebagai lingkungan terkecil. Apalagi ibu sebagai tonggak keluarga memegang peranan penting dalam pembinaan keluarga,” kata Ketua TP PKK, Ny. Hj. Wa Ode Salmatiah Sjafei di hadapan ribuan anggota PKK Kabupaten Buton di Gedung Pancasila.
Kegiatan Gotong royong itu dapat digalakkan melalui Jumat Bersih. “Ibu-ibu PKK juga harsu mendukung gerakan nasional penanaman satu miliar pohon. Naluri seorang ibu adalah naluri menanam dan memelihara bukan menebang dan merusak. TP PKK melalui program Bagian Otonomi Desa memberikan dana sebesar tiga juta rupiah untuk membantu suksesnya pelaksanaan kegiatan PKK di tingkat desa. Dana tersebut dapat digunakan untuk pembuatan data kepengurusan PKK desa dan pengadaan buku administrasi serta  untuk pembinaan setiap kegiatan  PKK ditingkat desa,” kata Salmatiah.
Salmatiah juga mengajak untuk menerapkan  sepuluh program PKK di desa masing-masing utamanya menjaga kebersihan lingkungan. “Apalagi sekarang ini  musim hujan, tentu akan rentan terjadinya penyakit jika lingkungan kita tidak bersih,” ujarnya. (minal)

Selasa, 21 Desember 2010

Camat Harus Paham Kearifan Lokal

Staf Ahli Bupati Buton Bidang Pemerintahan,
Agus Feisal Hidayat, SSos, MSi ketika berbicara
di hadapan Camat, Lurah LPM, Kades BPD se-Wilayah
Buton Tengah di Lombe, Kecamatan Gu
Camat haruslah memahami kondisi dan tipografi masyarakat yang ada di daerahnya. Camat haruslah tahu betul Kearifan lokal yang berlaku di wilayah yang dipimpinya. Hal itu disebabkan kedudukan Camat berbeda dengan Kepala Instansi Pemerintahan lainnya di kecamatan karena penyelenggaraan tugas instansi pemerintahan lainnya di kecamatan berada dalam koordinasi Camat

Staf Ahli Bupati Buton Bidang Pemerintahan, Agus Feisal Hidayat, SSos, MSi menekankan para Camat untuk sedapat mungkin memahami sosio cultural yang ada di daerahnya. Sosio kultural yang dimaksud berupa kearifal local yang ada di wilayah yang dipimpinya.
    “Camat berperan sebagai Kepala Wilayah meskipun tidak memiliki daerah dalam arti daerah kewenangan, karena melaksanakan Tugas umum pemerintahan di wilayah kecamatan, khususnya tugas-tugas atributif dalam bidang koordinasi pemerintahan di tingkat Kecamatan,” kata Agus Feisal Pada Rapat Acara Teknis Pemantapan Penyelenggara Tugas-tugas Utama Pemerintahan, Pembangunan dan Pembinaan Kemasyarakatan bagi Camat, Lurah dan Kerja LPM, Kades dan BPD di wilayah Buton Tengah yang dipusatkan di Lombe, Kecamatan Gu (21/12).
    Agus Feisal juga mengatakan Kedudukan Camat berbeda dengan Kepala Instansi Pemerintahan lainnya di kecamatan karena penyelenggaraan tugas instansi pemerintahan lainnya di kecamatan berada dalam koordinasi Camat.
    “Camat juga berkewajiban mengintegrasikan sosio kultural, menciptakan stabilitas dalam dinamika politik, ekonomi dan budaya, mengupayakan terwujudnya kententraman dan ketertiban dalam kerangka membangun integritas kesatuan wilayah dan melaksanakan tugas-tugas pembinaan wilayah,” kata Agus.
    Karena tugas-tugasnya itulah lanjut Camat Pasarwajo ini, Camat harus memahami kondisi yang ada di wilayahnya. “Pada masa kini kearifan lokal menjadi kecenderungan umum masyarakat kita yang telah menerima otonomi daerah sebagai pilihan politik terbaik. Membangkitkan nilai-nilai daerah untuk kepentingan pembangunan menjadi sangat bermakna bagi perjuangan daerah untuk mencapai prestasi terbaik. Selama ini, kearifan lokal ‘tiarap’ bersama kepentingan pembangunan yang bersifat sentralistik dan top down.
    “Oleh karena itu, pimpinan di kecamatan sudah saatnya untuk menggali lebih banyak kearifan-kearifan lokal sebagai alat atau cara mendorong pembangunan daerah sesuai daya dukung daerah dalam menyelesaikan masalah-masalah wilayahnya secara bermartabat,” katanya.
    Menurut Mantan Kabag Humas dan Protkoler Setda Kabupaten Buton ini keberlangsungan kearifan lokal akan tercermin dalam nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok masyarakat tertentu. Nilai-nilai itu menjadi pegangan kelompok masyarakat tertentu yang biasanya akan menjadi bagian hidup tak terpisahkan yang dapat diamati melalui sikap dan perilaku mereka sehari-hari.
    “Camat termasuk Kades dan Lurah harus memahami ini semua. Itulah sebabnya, dalam pengangkatan Camat selalu diusahakan putra daerah yang betul-betul memahami kondisi dan tipografi masyarakatnya,” katanya.(irma)

Sjafei Kahar Serahkan ADD


Bupati Buton, Ir. H. LM. Sjafei Kahar, MSi
menyerahkan ADD secara simbolis pada
tujuh kades, perwakilan tujuh kecamatan di
wilayah Buton Tengah
Alokasi Dana Desa untuk wilayah Buton Tengah diserahkan Bupati Buton, Ir. H. LM. Sjafei Kahar. Penyerahan itu dipusatkan di Lombe. Tujuh orang Kades mewakili kecamatannya menerima ADD tersebut secara simbolis

Bupati Buton, Ir. H. LM. Sjafei Kahar, MSi menyerahkan Alokasi Dana Desa (ADD) di seluruh desa di Kawasan Buton Tengah. Pemberian itu diberikan pada acara Rapat Acara Teknis Pemantapan Penyelenggara Tugas-tugas Utama Pemerintahan, Pembangunan dan Pembinaan Kemasyarakatan bagi Camat, Lurah dan Kerja LPM, Kades dan BPD di wilayah Buton Tengah yang dipusatkan di Lombe, Kecamatan Gu (21/12).
    Pemberian ADD itu diberikan secara simbolis yang diterima oleh tujuh Kades mewakili tujuh kecamatan di wilayah itu. Ketujuh Kades itu yakni La India kades Wasilomata II (Kecamatan Mawasangka), La Rasani, Kades Watorumbe Bata (Kecamatan Mawasangka Tengah), Saharia, Kades Baruta Analalaki (Sangia Wambulu), Simon Mbolosi, Kades Lakapera (Gu), La Huse, Kades Lolibu (Lakudo), La Udia, Kades Talaga Besar (Talaga Raya), Amha, Kades Inulu (Mawasangka Timur).
    Besarnya ADD tersebut sebesar Rp 10 juta perdesa yang diperuntukan semua desa di Kabupaten Buton. Total ADD untuk Kabupaten Buton berjumlah 1,78 M bagi 178 desa.
    “Alokasi Dana Desa itu ditekankan untuk pengadaan fasilitas penyelenggaraan pemerintahan. Tentu saja seusia dengan kebutuhan masing-masing desa,” kata Bupati Buton, Ir. LM. Sjafei Kahar, MSi.
    Menurut Bupati Buton dua periode ini, Alokasi dana ke desa ini, diharapkan mampu mendorong penanganan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat desa secara mandiri, tanpa harus lama menunggu datangnya program-program dari pemerintah Kabupaten. Dengan adanya alokasi dana ke desa, peren-canaan partisipatif akan lebih berkelanjutan karena masyarakat dapat langsung merealisasikan beberapa kebutuhan yang tertuang dalam dokumen perencanaan di desanya.
    “Beberapa manfaat dari alokasi dana ke desa adalah Masyarakat pedesaan akan lebih leluasa   berekspresi mencapai kemajuan. Aspirasi masyarakat lebih terakomodir karena pengambil kebijakan berada di tengah-tengah masyarakat, bahkan mereka sendiri bagian dari pengambil keputusan. Pelaksanaan pem-bangunan di desa menjadi maksimal karena realistis, dikerjakan sendiri dan mendapat dukungan swadaya dari masyarakat. Kontrol langsung secara intensif dari masyarakat memungkinkan dan dapat meminimalisir bahkan meniadakan penyimpangan.
    Pada kesempatan itu hadir Asisten Tata Praja Sekda Buton, Azis Sima, SSos, MSi, Staf Ahli Bupati Buton Bidang Pemerintahan, Agus Feisal Hidayat, SSos, MSi, Dinas Kesehatan Drs. H. Radeni, MKes, Dinas Pertanian, Ir. Maiynu, MSi, Dan Sat Pol PP, Drs Akuba, Kabag Otonomi Desa, Drs Rahmat, dan Kabag Tapem, La Ode Aswad, SSos, MSi.(indah)

Persit dan Bhayangkari Turut Serta dalam Peringatan Hari Ibu

Ketua Persit Kartika Candra Kirana, Ny Cristine Joni Pardede,
Ketua TP PKK Kabupaten Buton. Ny Hj. Wa Ode Salmatiah Sjafei
Ketua Bhayangkari, Ny Evie Heri Susanto dan
Ketua Panitia, Ny Hj. Nurjaya Kaharuddin Sukur pada rapat
Peringatan Hari Ibu di Gedung PKK
Ibu-ibu Persit dan Bhayangkari akan turut terlibat dalam peringatan Hari Ibu tingkat Kabupaten Buton di Pasarwajo. Keterlibatan dua organisasi wanita akan semakin menyemarakan peringatan tersbeut

Persatuan Ibu-ibu istri tentara dan Polisi yang tergabung dalam Persit Kartika Candakirana dan Bayangkari akan terlibat langsung dalam setiap lomba maupun kegiatan yang akan digelar dalam rangkaian peringatan Hari Ibu ke-38 tingkat kabupaten Buton yang dirangkaikan dengan peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-37, HUT Dharma Wanita ke-11.
    Kesediaan organisasi wanita di kalangan TNI dan Polisi itu dikemukakan langsung ketua Persit Kartika Candra Kirana Kodim 1413 Buton, Ny Cristine Joni Pardede dan Ketua Bhayangkari Polres Buton, Evie Heri Susanto pada rapat Panitia peringatan tersebut di gedung PKK Kabupaten Buton di Bau-Bau pecan lalu.
    Menurut Cristine, pihaknya akan mengikuti lomba menu sehat 3 B (Bergizi, berimbang dan beragam). Menu dalam lomba tersebut telah ditetapkan panitia berupa menu makan siang untuk satu keluarga.
    Menu apa yang akan disediakan oleh Persit? “Pokoknya rahasialah. Dan akan saya koordinasikan lagi dengan anggota lain,” kata Cristine dengan senyum. Selain itu Persit juga akan terlibat dalam kepanitian tersebut.
    Hal senada juga dikatakan Ketua Bhayangkari, Evie Heri Susanto. “Kami juga akan ikut dalam lomba. Bahkan dalam donor darah, para anggota juga akan terlibat,” kata Evie dengan nadah ramah. Sama halnya dengan Persit, Ibu-ibu Bhayangkara juga terlibat dalam kepanitiaan.
    Ketua TP PKK Kabupaten Buton pada kesempatan itu mengungkapkan Peringatan hari Ibu akan dirangkaikan dengan peringatan Organisasi wanita lainnya. “Kegiatan tersebut akan dimeriahkan sejumlah lomba dan Baksos,” katanya.(alma)

PENGURUS RANTING PRAMUKA PASARWAJO DILANTIK

Anggota Pramuka ranting Pasarwajo
ketika mengikuti apel besar pramuka
Pengurus Gerakan Pramuka Kwartir Ranting Pasarwajo dilantik. Pelantikan itu diharapkan dapat menggairahkan kembali gerakan pramuka di ibukota Kabupaten Buton itu


Sejumlah pengurus Gerakan Pramuka Kwartir Kecamatan Pasarwajo dilantik. Pelantikan itu dilakukan langsung oleh Camat Pasarwajo selaku Mabiran, La Kaboona, SSos yang dipusatkan di gedung serba guna Kelurahan Wakoko, Kecamatan Pasarwajo.
    Dalam pelantikan itu La Ituga, SAg dikukuhkan sebagai sebagai Ketua I pengurus gerakan pramuka Kwartir Ranting Kecamatan Pasarwajo,  pekan lalu.
    Dalam amanatnya La Kabona mengatakan gerakan pramuka merupakan wadah yang ideal bagi pengkaderan generasi muda utamanya di tingkat sekolah. “Pramuka adalah suatu organisasi yang mengkader generasi muda sebagai generasi penerus bangsa untuk memiliki wawasan yang luas dan berkualitas,” ujarnya.
    Dia berharap kepada pengurus yang baru dilantik agar senantiasa mengedepankan  pembinaan gerakan pramuka pada setiap lembaga pendidikan.
    “Bagaimanapun lembaga pendidikan adalah sumber tempat pembinaan gerakan pramuka. Karena itu untuk lebih mengoptimalkan gerakan pramuka di kecamatan ini, saya minta kepada pengurus ranting Pasarwajo agar intensif melakukan pembinaan pramuka di tiap-tiap sekolah,” harap La Kabona seperti dilansir oleh Koordinator Pranata Humas wilayah Pasarwajo,Wabula dan Wolowa, La Djairi ST.
    Amatan di lapangan kegiatan itu turut dihadiri Kapolsek Pasarwajo, AKP. Zufri,  Kepala UPTD Diknas Kecamatan Pasarwajo, Safaruddin SH serta seluruh pengurus ranting gerakan pramuka di kota aspal itu.(minal)

Senin, 20 Desember 2010

Gu Nyaris Sapu Bersih Medali


Penari Kecamatan Gu ketika tampil pada ajang
Festival Kawasan Zona II di Lombe
Kontingen Kecamatan Gu pada ajang Festival Kawasan Zona II nyaris menyapu bersih Juara yang diperebutkan pada ajang itu. Dari semua lomba yang dipertandingkan Gu hanya menyisahkan satu juara saja

Kecamatan Gu, nyaris tampil sempurna pada Ajang Festival Kawasan Audisi Tari dan Musik Zona II yang meliputi Gu, Sangia Wambulu, Lakudo, Mawasangka Tengah, Mawasangka Timur, dan Talaga Raya. Kontingen Kecamatan Gu nyaris menyapu bersih semua juara yang diperlombakan pada ajang tersebut Dari 4 jenis Lomba yang dipertandingkan Kecamatan Gu hanya menyisahkan satu juara yakni pada Lomba Tari Tradisional.
    Jenis Lomba yang dipertandingkan pada ajang itu yakni Musik  Moderen (Vokal Group), Musik Tradisonal (Gambus), Tari kreasi dan Musik Tradisional. Dari empat jenis lomba tersebut, Kecamatan Gu hanya menyisahkan Tari Tradisional yang direbut Kecamatan Mawasangka. Itupun Kecamatan Gu, mampu merebut posisi kedua disusul Kecamatan Lakudo. Sedangkan Tari Kreasi, Gu merebuat juara disusul Mawasangka dan mawasangka Timur. Lomba Vokal Grup, Gu tampil sebagai pemenang disusul Mawasangka dan Talaga Raya. Di Lomba Gambus, Gu mampu menyingkirkan kecamatan lainnya dengan merebut juara disusul Mawasangka dan Mawasangka Tengah.
    Dewan Juri yang diketuai LM. Arsal SSos yang didampingi Wa Ode Suriani Imaduddin dan Samsir Ahmad mengatakan penilaian pada lomba itu didasarkan beberapa criteria utamanya kualitas suara dan kekompakan penampilan. “Namun criteria lain juga tidak bolah diremehkan sebab semua itu juga dapat mempengaruhi penilaian dewan juri,” kata LM Arsal sesaat sebelum membacakan hasil lomba.
    Sementara itu, Camat Gu, La Mara, SP, MPd mengutarakan, apa yang dicapai Kecamatan Gu pada ajang Festival Kawasan Zona II itu merupakan hasil kerja keras dari Pembina kesenian di daerah itu.
    “Sebagai tuan rumah kami telah berusaha untuk tampil maksimal. Dan, alhasil semua tampil all out. Ini juga menunjukan bahwa Kecamatan Gu, begitu kaya akan budaya. Dan semua itu adalah asset daerah, khususnya Kecamatan Gu dan Buton pada umumnya,” kata La Mara.
    Camat Gu juga menutup Ajang tersbeut atas nama Bupati Buton. “Kami ucapkan terima terima kasih pada semua kontingen yang telah bertanding dalam ajang ini. Dan bagi kontingen yang belum mendapat juara, tidak perlu berkecil hati. Sebab dalam lomba ini, juara bukanlah segalanya. Yang terpenting adalah kebersaman dalam menggali budaya Buton,” katanya. (alma)

Minggu, 19 Desember 2010

Cuaca Buruk Tak Halangi Talaga Raya Hadiri Festival

Camat Talaga Raya, Drs. La Ode Mursal Zubair, MSi
berbincang seirus dengan Ketua Panitia Festival
yang juga kabid Bina Budaya, Nasiri, SSos
Cuaca buruk yang melanda Laut Flores tidak membuat Kontingen Talaga Raya surut untuk menghadiri Festival Kawasan Zona II yang dipusatkan di Lombe. Bahkan Kecamatan kepulauan itu mampu merebut juara. Camatnya pun didaulat untuk memberikan hadiah

Cuaca buruk yang melanda laut Flores mengakibatkan ketinggian gelombang di perairan tersebut mengalami peningkatan, berbeda dari biasanya. Namun, gelombang, dan angin kecang yang melanda perairan yang merupakan jalur utama masyarakat Talaga Raya untuk menuju pelaksanaan Festifal Wilayah Audisi Tari dan Musik tingkat Kecamatan Kabupaten Buton Zana II Buton Tengah. Namun tingginya gelombang dan angin kencanag yang melanda Selat Speelman itu membuat kontingen Talaga Raya tidak surut. Meski kapal yang membawa kontingen Talaga Raya sempat dihantam ombak dan angin kencang saat menuju Lombe (17/12), namun kontingen Talaga Raya tetap tampil all out.
    Kontingen Talaga Raya yang dipimpin langsung Camat Talaga Raya, Drs. La Ode Mursal Zubair, MSi menempuh jalur laut menuju Mawasangka selanjutnya menuju Lombe. Belum hilang mabuk laut yang dialami Kontingen yang beranggotakan 21 orang yang terdiri penari, anggota vocal group, pemain gambus serta pelatih dan official, kontingen harus menempuh jarak 42 km untuk sampai ke tempat pertandingan dilangsungkan.
    “Ini adalah adalah wujud nyata kebersamaan. Silaturahim yang sesungguhnya. Dan yang terpenting adalah penampilan nuansa budaya yang hedak diangkat sebagai asset dan kekayaan budaya Buton, warisan leluhur kita,” kata Camat Talaga Raya, Drs. Mursal Zubair  usai menyaksikan anggota kontingennya melakukan persiapan.
    Mantan Camat Lasalimu ini menuturkan pelaksanaan festival yang menampilkan berbagai tarian tradisional dan kreasi bagi para kaum muda merupakan ajang untuk menyalurkan bakat mereka di bidang snei yang terpendam. Untuk itulah pihaknya, berusaha untuk tampil dalam ajang tersebut.
    “Apalagi misi Kabupaten Buton sebagai kawasan bisnis dan budaya terdepan. Dan, ini sarananya,” kata Mursal dengan nada canda.
    Alhasil Talaga Raya pada penampilanya di ajang Festival wilayah itu merebut juara III lomba vocal grup. Bahkan Camat Talaga Raya pada malam penutupan sempat didaulat untuk memberikan hadiah pada pemenang lomba Vokal Grup.
    “Kami tidak mengutamakan juara. Yang penting kami sudah tampil maksimal. Dan bakat-bakat terpendam generasi muda di Talaga telah tersalurkan,” tutur Mursal.(alma)

Festifal Hidupkan Sanggar Seni dan Budaya di Daerah

Kasim, SH
Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Buton

Kegiatan Festival Kawasan yang dilaksanakan di tiga Zona memiliki urgensi erat dengan pelaksanaan ekspo Buton Raya Tahun 2010 sekaligus menghidupkan sanggar seni di setiap kecamatan sebagai alternative wadah aktivitas dan ajang kreatif generasi muda. Dan ajang ini mengali kembali potensi budaya Buton warisan leluhur masa lampau
 
Festival audisi full Musik dan Tari yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Buton merupakan energy positif bagi perkembangan seni dan budaya di Kabupaten Buton. Sebab festival tersebut telah mempu menghidupkan sanggar seni dan budaya di setiap kecamatan.
    “Selain itu Kegiatan Festival Kawasan ini memiliki urgensi erat dengan pelaksanaan ekspo Buton Raya Tahun 2010 sekaligus menghidupkan sanggar seni di setiap kecamatan sebagai alternative wadah aktivitas dan ajang kreatif generasi muda. Dan ajang ini mengali kembali potensi budaya dengan mengadakan terobosan Festival Kawasan Lomba Musik tari tingkat kecamatan se-Kabupaten Buton,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buton, Kasim, SH di sela-sela pelaksanaan Festival Kawasan Lomba Musik Tari/Musik tingkat Kecamatan se-Kabupaten Buton Zona II yang meliputi Gu, Lakudo, Sangia Wambulu, Mawasangka Timur, Mawasangka Tengah dan Mawasangka dan Talaga Raya yang dipusatkan di Lombe, Kecamatan Gu.
    Kasim yang juga mantan Wakil Bupati Buton ini mengatakan ajang yang dimulai dengan festival tiap kecamatan ini sangat mendapat respon dan apresiasi dari masyarakat Kabupaten Buton. Mereka begitu gembira dan antusias  dengan kegiatan seperti ini. Stake holder  di kecamatan dan kabupaten juga sangat menyadari akan pentingnya menggali nilai-nilai budaya yang pada gilirannya akan melahirkan seniman yang memahami kultur dan budayanya, sebab hanya pemimpin besar yahg akan menghargai kultur dan budaya daerahnya.
    “Nilai-nilai esensial yang terkandung di dalam seni dan budaya sarat dengan ilmu pengetahuan dan merupaka bentuk jati diri, perilaku dan system kehidupan kemasyarakatan dan tentu ini sangat penting untuk digali, dipelajari dan dipahami sebagai bekal dasar para generasi muda Buton  dalam menatap masa depannya guna mengawal pembangunan menuju kemaslahatan Masyarakat Buton di masa yang akan datang,” kata Kasim.
    Apalagi lanjut mantan Pls Bupati Buton Utara ini, misi Kabupaten Buton menjadikan daerah ini sebagai kawasan bisinis dan b udaya terdepan.(alma)

Budaya Buton Sarat dengan Teologis, Moralitas dan Humanisme

Asisten Tata Praja Sekda Buton, Azizs Sima, SSos
mewakili Bupati Buton membuka Festival Kawasan
Audisi Musik dan tari Zona di lombe didampingi
Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Buton, Kasim, S,H
Budaya Buton sarat dengan nilai-nilai teologis, moralitas bahkan humanisme yang merupakan warisan leluhur peninggalan kerajaan dan kesultanan Buton yang menjadi spesifikasi keunggulan tanah Buton dan lambang kebanggaan kita semua pemilik definitif nilai-nilai budaya ini
Menelusuri dan memahami khasanah budaya Buton serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya bukanlah pekerjaan mudah dan simple. Segalanya membutuhkan waktu, semangat, kesabaran dan rasa memiliki yang tinggi untuk menggali dan memperkenalkan ragam pesona budaya Buton guna merevitalisasi pelestarian nilai-nilai budaya pada  setiap generasi, karena budaya Buton sarat dengan nilai-nilai teologis, moralitas bahkan humanisme yang merupakan warisan leluhur peninggalan kerajaan dan kesultanan Buton yang menjadi spesifikasi keunggulan tanah Buton dan lambang kebanggaan kita semua pemilik definitif nilai-nilai budaya ini.
    Hal itu dikatakan Asisten Tata Praja (asisten I) Sekda Kabupaten Buton, Azis Sima, SSos, MSi atas nama Bupati Buton ketika membuka pelaksanaan Festifal Kawasan Audisi music dan Tari tingkat
Tari Linda
Kecamatan se- Kabupaten Buton Buton Zona II yang meliputi kawasan Gu, Lakudo, Sangia Wambulu, Mawasangka Timur, Mawasangka Tengah dan Mawasangka serta Talaga Raya, yang dipusatkan di Lombe, Kecamatan Gu, (17-18/12).
    Melalui Asisten I, Bupati Buton, Ir. H. LM Sjafei Kahar menitip ke depan generasi muda Buton harus mampu dan memiliki komitmen dan mengisi ruang kosong kegamangan spectrum pengembangan nilai-nilai budaya, agar budaya Buton kembali bangkit dan lestari sepanjang masa dalam hidup dan kehidupan di tengah derasnya pengaruh budaya dan gaya hidup luar seiring dengan kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi.
    “Sehingga momentum kegiatan hari ini merupakan sebuah terobosan positif dalam  upaya pengembangan dan pelestarian nilai-nilai luhur budaya yang bertujuan membangun generasi muda Buton dalam menumbuhkembangkan rasa memiliki dan mencintai budaya daerah. Sehingga seni tari dan  music tradisional Buton yang kini telah pudar tertinggal oleh kencangnya hembusan angin modernisasi dan westernisasi, dapat bangkit kembali menjadi pesona budaya andalan daerah yang pernah jaya dan terkenal pada masa lalu,” kata Azis Sima.
    Pelaksanaan festifal ini kata Azis Sima yang juga mantan Camat Batauga dan Pasarwajo ini
Tari Balumpa
merupakan ajang silaturahim membina keakraban sesama generasi muda dan seniman-seniman muda  Buton di wilayah ini. Sehingga terjalin kekompakan, kebersamaan untuk bahu membahu menjalin persatuan dalam membangun Buton ke depan menuju Gerakan Membangun Masyarakat Sejahtera termasuk di dalamnya membangun seni dan budayanya.
   “Selanjutnya dengan tercapainya rasa memiliki busaya daerah dan lahirnya keinginan tulus serta komitmen yang tinggi yang terpatri dalam jiwa para generasi muda Buton untuk menggali, mengembangkan serta melesytarikan nilai-nilai budaya dan kesenian Buton, maka misi untuk menjadikan Kabupaten Buton sebagai kawasan Bisnis da Budaya terdepan akan tercapai dan keunggulan pariwisata kabupaten Buton bisa dikenal di tingkat local, regional dan nasional maupun mancanegara sehingga wisatawan akan berdatangan berkunjung di kabupaten Buton,” katanya.
    Azis sima juga menyampaikan daerah-daerah yang sudah terkenal objek wisatanya seperti bali,
Tari Linda
Jogyakarta, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, potensi wisata tidak jauh berbeda dengan potensi yang ada di kabupaten Buton yang tersebar di 21 kecamatan hanya belum sempat teriventarisir untuk dikembangkan menjadi satu kawasan wisata  ekonomi, kalautan maupun wisata  budaya sehingga dengan kegiatan macam ini, kita akan terbius untuk lebih bergairah lagi, melihat dan berbuat sejauh mana kita mengoptimalisasikan peluang dan tantangan terhadap pengembangan dan kemajuan budaya pariwisata Kabupaten Buton sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah yang sesungguhnya menyimpan seribu keajaiban karakteristik budaya dan panorama alam yang belum terjamah secara sistematik.
    Ketua Panitia, Nasiri SSos yang juga Kepala Bidang Bina Budaya Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Buton yang dihubungi di sela-sela lomba mengtakan festival wilayah merupakan kelanjutan dari festifal kecamatan. Juara kecamatan di adu lagi di ajang festival wilayah. 
    “Festival wilayah diselenggarakan di tiga tempat atau tiga zona, yakni zona I meliputi Buton Selatan,
Tari Tobe Gahangga
dilaksanakan 22 Desember di Batauga, Zona II meliputi kawasan Buton Tengah dipusatkan di Lombe dan Zona III meliputi Buton Daratan digelar di Wolowa,” kata Nasiri.
    Menurutnya, festival kawasan itu akan diutus lagi untuk tampil di festival ibukota di Pasarwajo. Dan diharapkan melalui ajang ini akan terseleksi seniman-seniman muda  Buton terbaik untuk menjadi duta-duta andalan Buton masa depan pada ajang yang lebih besar dan lebih fantastik.(alma)

Kamis, 16 Desember 2010

Labuandiri Bangun Lima Unit MCK

Labuandiri, Pasarwajo membangun Lima unit MCK. Dananya berasal dari pemerintah Pusat. Sarana itu dapat digunakan warga untum memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan yang terpenting terciptanya lingkungan bersih dan sehat

Desa La Buandiri Kecamatan Siotapina mendapat bantuan untuk program pembuatan MCK (Mandi Cuci Kakus) dari pemerintah pusat dengan total anggaran sebesar Rp 250 juta dengan volume delapan unit untuk masyarakat umum di Desa La Buandiri. Dalam pembuatan MCK ini di prioritaskan pada Desa Labuandiri yang terdiri dari 5 unit antara lain di Dusun Wandimasi 2 unit dan  dusun Waboboko 1 unit.
    Menurut kepala Desa La Buandiri, La Jaituni, yang disampaikan langsung melalui Koordinator pranata humas La Djairi, ST di ruang kerja kepala desa, menyatakan program pembuatan MCK merupakan salah satu program penting untuk kepentingan umum terutama masyarakat desa Labuandiri. Sehingga masyarakat bisa menjaga kebersihan di daerah sekitar lingkungannya, dan tidak lagi membuang kotoran di sembarangan tempat. Seperti yang diketahui sebelumnya, masyarakat melakukan aktivitas MCK di sekitar pantai atau di sungai yang mana dapat merusak keindahan lingkungan tersebut.
    “Dengan adanya program pembuatan MCK tersebut, masyarakat dapat memanfaatkannya sebagai tempat permandian warga di masing-masing lingkungan. Disamping itu dengan melalui program tersebut maka akan tercipta lingkungan bersih dan sehat.(irma)

Pesta Adat Takimpo Gelar Ande-ande, Gilisoria, Lakadandio dan Kalambe

Perangkat adat Takimpo saat pesta adat digelar
 Masyarakat adat Takimpo, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, melaksanakan pesta adat tahunan Takimpo Lipuogena untuk melestarikan budaya lokal sebagai kekayaan bangsa
    Tokoh adat setempat yang biasa disebut 'Syara Hukumu Takimpo Lipuogena' La Ramlia, Kamis (16/12) mengatakan, tradisi tahunan ini dilakukan oleh masyarakat adat setempat untuk menandai berakhirnya masa panen dan dimulainya masa tanam baru.
    "Pelaksanaan pesta adat tahunan Takimpo Lipuogena dilakukan selama dua hari yaitu Selasa (14/12) dan acara puncak Rabu (15/12) malam. Acara yang paling meriah yaitu pada puncak perayaan," katanya.
   Pada acara ritual puncak pesta adat tahunan Takimpo Lipuogena, Parabela selaku Ketua Adat memimpin acara yang diawali dengan pelepasan rombongan Ande-ande, Gilisoria, Lakadandio serta rombongan Kalambe yang akan berjalan mengelilingi kampung.
Suasana pesta adat Takimpo

    Ia menjelaskan, keempat rombongan ini dianalogikan sebagai kelompok anak. Ande-ande mengambarkan kelompok anak yang baru belajar merangkak dan masih berada dalam dekapan sang ibu. Hal tersebut disimbolkan dengan gerakan tangan sejajar dada dengan suara laksana bayi.
    Kelompok kedua yang disebut Gilisoria menggambarkan anak yang sudah dapat berjalan dan disimbolkan dengan gerakan tangan ke atas. Selanjutnya, kelompok ketiga yang disebut Lakadandio menggambarkan kelompok anak lelaki yang telah beranjak dewasa.
    "Yang terakhir yaitu kelompok Kalambe, menggambarkan kelompok wanita yang telah dewasa," jelasnya.
    Empat rombongan yang dilepas oleh parabela mempunyai makna, kelak nantinya anak akan meninggalkan rumah. Prosesi pelepasan diiring dengan nasehat yang disebut Lakedo.
    La Ramlia mengatakan, setelah rombongan yang dilepas pergi mengelilingi kampung, mereka kembali ke Baruga. Kemudian Parabela dan pendampingnya yang disebut Waci menerima kembali keempat kelompok dan diberi nasehat kembali yang disebut "Lakedo".
    "Prosesi selanjutnya yaitu, Lawapulu yang berati dialog antara parabela dengan parabela pemuda, yang dimulai dengan mengucapkan salam penghormatan dengan tokoh adat dan tokoh agama," katanya.
    Ia menambahkan, dua rangkaian ritual adat berturut-turut yang dilakukan yaitu lantun syair Ndo-ndo yang dilagukan oleh syara adat dan syara hukumu. Kemudian ritual Pidao'a yang dianalogikan proses jual beli.
    "Prosesi ini dilakukan dengan tukar menukar barang (barter). Pelaksanaan prosesi ini dilaksanakan oleh kelompok kalambe," tambahnya.
    Ritual adat yang terakhir dilakukan yaitu Posanga'a yang artinya pamitan parabela Ana moane. Seluruh rangkaian pesta adat tersebut diadakan untuk menghimpun doa kepada maha kuasa agar saat musim tanam mendapat berkah dan hasil yang baik.(alma/ant)

Ketua Kwarcab Buton Lantik Mabiran Pasarwajo

Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Buton,
La Ode Abdul Hukum SIp berpose
bersama Ketua Pusdiklatcab Buton,
Drs. H. Lutfi hasmar, SSos, MSi
Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka, Kabupaten Buton, La Ode Abdul Hukum, SIp melantik Ketua Kwaran Gerakan Pramuka Kecamatan Pasarwajo. Pelantikan itu diharapkan akan semakin menggairakan gerakan pramuka di Kecamatan Pasarwajo yang merupakan ibukota Kabupaten Buton

Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka, Kabupaten Buton, La Ode Abdul Hukum, SIp melantik Ketua Majelis Pembimbing Ranting Gerakan Pramuka Pasarwajo, La Kaboona, SSos. Pelantikan itu pengurus masa bhakti 2010-2013 berlangsung di Gedung Serbaguna Kelurahan Wakoko beberapa hari yang lalu.
    La Ode Abdul Hukum usai  melantik Ketua Mabiran dan pengurus Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Pasarwajo mengatakan pelantikan yang dilaksanakan tersebut bukanlah hanya menjadi seremonila belaka atau sekedar memenuhi kewajiban dari suatu organisasi. Namun lebih jauh diharapkan dapat melaksanakan dan mengembangkan fungsi utama gerakan pramuka, yakni membentuk kaum muda Indonesia yang berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti yang prima serta mampu menjawab tantangan bangsa, Negara dan gtanah air Indonesia dan masa depan sehingga dapat melaksanakan secara optimal.
    “Dan yang lebih penting kita ingin menciptakan gerakan pramuka dari unsur generasi dan di sekolah-sekolah. Untuk membangun kebersamaan baik tingkat SD, SMP maupun SMA. Kepada pengurus yang baru untuk mengembangkan kader-kader pramuka tingkat SD maupun SMP dan SMA dalam organisasi kepramukaan ini,” kata Abdul Hukum yang juga anggota DPRD Kabupaten Buton ini.
    Hukum juga menambahkan kehadiran dan keberadan pramuka saat ini merupakan salah satu alternative untuk mencegah terjadinya dampak negative dari perkembangan dan kemajuan teknologi yang saat ini menyapa kaum muda Indonesia termasuk kaum muda di Kecamatan pasarwajo dan Kabupaten Buton pada umumnya. (emmy)